Diskriminasi Pilihan Hidup - Bukan Hanya Sekedar Kata

Selamat datang di Bukan hanya sekedar kata, Surganya pecinta pembaca mulai dari cerita tentang kehidupa, cerita tentang percintaan, kata motivasi dan berita viral serta tips and trick mengenai blogger - Semoga bisa bermanfaat untuk kalian.

Breaking

Sunday 1 April 2018

Diskriminasi Pilihan Hidup

We Have Our Choice

15+


Hidup di zaman sekarang ini adalah hidup yang penuh dengan ketidakadilan. Dimana kita sebagai anak sangat di setir oleh orang tua kita dan di kekang di atur ini itu. Gak pernah ada kebebasan dan ga pernah ada kepercayaan dari orang tua yang di berikan untuk kita sebagai anak nya. Kita harus nurutin apa yang mereka mau dan apa yang mereka minta. Walau memang itu adalah salah satu bentuk cara untuk berbakti kepada orang tua, Tapi orang tua juga ga bisa sepenuh nya mengatur kita, Karena kita punya passion dan jalan kita masing masing. Orang tua tidak boleh egois. Dan harus memberikan kepercayaan penuh kepada anak anaknya. Biarkan mereka memilih jalan hidup masing - masing.


Masalah pendidikan

Kita di atur sedimikian rupa untuk menjadi ini itu. Kalian bilang bagusan ini nak, Bagusan itu nak. Kalian mencoba menyarankan hal hal yang kami tidak suka. Kami terima saran kalian tetapi kalian tidak harus terlalu memaksakan untuk kami menuruti apa yang kalian saran kan. Memang tidak semua orang tua kalau dalam hal pendidikan terlibat lebih jauh. Tetapi masih banyak orang tua yang memaksa anaknya untuk memilih apa kemauan nya. Seperti jurusan perkuliahan atau universitas waktu kuliah. Mah, Pah,  Kami punya pilihan sendiri, Kami ada jalan sendiri, Kami tau dan kami punya passion sendiri. Kalian dan kami tidak sama. Kalau papa arsitek bukan berarti aku harus jadi arsitek. Kami tau apa yang harus kami pilih dan kami mempunyai cita cita sendiri. Jangan samakan kami dengan kalian.

⥥⥥⥥

Masalah Jodoh

Kita di atur untuk memilih jodoh yang kayak gini la kayak gitu la ini itu, Harus nurutin pilihan mereka, Harus nurutin apa mau mereka, Kriteria mereka. Padahal yang menjalani itu anak anaknya, Bukan mereka sebagai orang tua. Dan sebaiknya tugas mereka hanyalah mendoakan yang terbaik bagi anak anaknya dan mendoakan semoga pilihan anaknya tersebut menjadi yang terbaik untuk anak anaknya. Udah itu aja. Gak usah sampai di setirin sana sini. Orang tua harus mengerti bahwa anak anaknya udah dewasa udah bisa menentukan mana orang yang pantes mereka sayang dan di jadikan pendamping hidup di masa depan nanti. Apalagi masih ada orang tua yang memilihkan jodoh untuk anak nya, Its okay kalau ada persetujuan dari anak nya atau pun memang anaknya minta untuk di jodohkan. Akan tetapi bagaimana dengan anak yang sudah memiliki pilihan namun kalian menolaknya? Penolakan kalian terhadap pilihan kami itu menjadi beban untuk kami dan membuat kami sedih. Mah, Pah. Mohon redakan ego kalian. Kami sudah besar kami punya jalan kehidupan dan pilihan, Jangan samakan kami seperti dulu kami masih balita.

Kami tau mana yang terbaik dan mana pasangan yang membuat kami nyaman. Kami tau kalian tidak mau kami salah pilih dan kalian peduli dengan kita, Tapi kalian tidak boleh sampai memaksa kami untuk mengikuti pilihan kalian. Kami punya pilihan sendiri dan kami yakin ini yang terbaik buat kami karena yang merasakan itu kami.
                                                                 
⥥⥥⥥

Masalah Pernikahan

Kami selalu di himbau untuk menikah setelah sukses, Setelah mapan, Setelah udah jadi orang, Punya rumah, Dan sebagainya. Mah, Pah, Kami butuh pernikahan tanpa menunggu sukses, Kami ingin merakit kesuksesan bersama dari bawah dengan pasangan kami. Bukan kah mama dan papa sering cerita bahwa dulu mama menemani papa saat belum sukses? Dari bawah. Menemani papa dari papa masih belum punya apa apa? Bukan kah kalian cerita seperti itu? Mengapa di saat kami ingin menikah kalian malah menyuruh kami untuk sukses dulu, Mapan dulu, Punya ini itu. Mengapa? Kami terpukau dengan cerita kalian yang katanya mama dan papa dulu bersusah susah dari bawah terlebih dahulu dan merakit kesuksesan bersama dan kami terinspirasi akan hal itu tapi mengapa giliran kita menikah harus menunggu sukses dan mapan?

Ada juga selain masalah waktu pernikahan, Kalian juga menyuruh kami untuk mengikuti konsep pernikahan yang kalian pilih. Sekali lagi kami tidak ada capeknya bilang, Mah, Pah. Kami punya konsep dan keinginan kami sendiri. Tolong beri kami kepercayaan sepenuhnya.

Redakan ego engkau wahai mama dan papa. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada engkau, Kami sebagai anak ingin sekali memilih jalan hidup dan merangkainya sendiri.

Kami terima jika engkau memberi kami saran dan masukan, Akan kami terima dengan lapang dada. Namun jangan ikut terlalu jauh dalam jalan hidup kami. Kami tau pengalaman kalian banyak, Suka dan duka, Manis dan pahit kehidupan udah kalian jalani. Tapi maaf sekali lagi kami punya jalan sendiri. Mah, Pah.

Terima kasih Mah, Pah. udah merawat dan membimbing kami sampai seperti sekarang. Tugas kalian sudah selesai, Kalian harus sudah istirahat dan berhenti memikirkan apa yang menjadi pilihan kehidupan kami.

Terima kasih atas segala dedikasi kalian terhadap kami. Memang berat untuk kalian hadapi sekarang dan meninggalkan kami. Tapi kehidupan memang seperti ini seiring berjalannya waktu kami akan pergi dan mempunyai kehidupan sendiri.

Terima kasih Mah,Pah.                                                                                                            15+

No comments:

Post a Comment